PEREMPUAN PEMIMPIN DI PERGURUAN TINGGI

Perempuan adalah individu merdeka yang memiliki hak dan kewajibannya sendiri. Hak dan kewajiban itu selayaknya harus senantiasa terjaga dalam keseimbangan dan keharmonisan realisasi pada hubungannya. Hal tersebut akan melekat sepanjang hayat yang berarti bahwa mereka eksis dan siap berjuang untuk berada dan menjadi ada dalam pergolakan peran kehidupan. Peran ini adalah berdaya guna dan berkelanjutan untuk menepa dan mengukir di atas batu demi meninggalkan jejak kepastian masa depan bangsa yang lebih baik.

Kekiritisan perempuan berlogika adalah energi positif yang tidaklah jadi disalahkaprahkan sebagi bentuk dari keangkuhan, namun energi itu justru menjadi pesona mendalam untuk memancarkan frekuensi-frekuensi gelombang dinamis yang bernilai kebaruan dan penuh dengan inovasi. Inovasi menjadi kunci inspiratif bagi perempuan untuk memastikan diri pada gerak langkah yang telah dijalani. Apakah yang telah dilakukan, yang kini sedang dikerjakan, dan yang nanti akan diwujudkan. Progres itu menjadi cikal bakal prinsip yang kokoh terbangun untuk mencitrakan diri menjadi terus lebih baik. Inilah renungan langka dari para pengekspresi dan pengeksplorasi bahasa, para perempuan perkasa berdaya luar biasa.

Pada perempuan ini bersuara suara lantang merdu untuk merepresentasikan bagaimana suara hati yang selama ini menjalani peran di sepanjang waktu. Peran-peran ini merupakan aksi nyata dari megahnya pengalaman para perempuan akademisi yang berdharma bakti pada dunia pendidikan. Sekalipun dalam renungan ini ada persinggungan bunyi vowel [i] dan konsonan [n] pada posisi final pada kata pemimpin, namun bunyi ujaran itu menjadi ilustrasi bagaimana perempuan pemimpin ini penuh insiprasi dan memiliki kreativitas tingkat tinggi dengan kharisma dari jati diri sebagai perempuan yang mampu bermawas diri dan memberikan realitas bukti untuk karir professional yang kini sedang dijalani.